Makanan dan minuman instan merupakan salah satu pilihan terbaik yang menjadi kebiasaan buruk bagi kita masyarakat millenial. Apalagi dengan adanya makanan cepat saji yang disediakan oleh berbagai produsen makanan menjadikan para millenial mempunyai alasan yang lebih untuk menikmati makanan tersebut karena bisa sekaligus nongkrong asik bersama teman.
Namun apakah kita tahu gaes, kandungan gizi dari setiap makanan yang tersaji? Sedangkan apa yang dibutuhkan oleh tubuh kita mempunyai porsi tersendiri supaya kita tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit dari apa yang kita makan, karena jika kita setiap harinya mengkonsumsi makanan dan minuman melebihi porsinya maka akan berakibat buruk bagi tubuh kita karena tubuh kita memiliki porsi konsumsi dalam keseimbangan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh.
Nah, awalnya akupun ngga tau mengenai porsi konsumsi gizi yang seharusnya untuk kebutuhan tubuh seimbang. Namun beruntungnya aku berkesempatan hadir dalam diskusi nutrisi bertajuk Hydration Talk pada Kamis (18/19) yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia di Ocha Bella - Jakarta.
Sebelum pada topik utama, ada pertanyaan yang sepertinya penting buat aku, kamu, kita jiahhh.
Begini, kira-kira pola makan dan minum kita sudah teraturkah dengan porsi konsumsi gizi yang seimbang?
Kalau aku punya jawaban yang ragu, karena aku cenderung makan segala hal tanpa memikirkan porsi gizi yang penting halal. Bagaimana dengan kamu? Apa kamu juga berpendapat sama seperti aku dan kebanyakan masyarakat Indonesia? Apalagi dengan adanya produsen makanan dan minuman yang menyediakan produk dengan rasa berbagai varian rasa membuat kita lebih memilihnya tanpa membaca label informasi nilai gizi.
Padahal kita kudu mengetahui serta memahami porsi konsumsi gizi yang seimbang lho, karena dengan asupan gizi yang seimbang, maka manfaatnya akan terasa bagi kita gaes.
Seperti yang dijelaskan oleh Profesor Ujang Sumarwan, Ahli Consumer Behavior dari Institut Pertanian Bogor yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki berbagai masalah kesehatan karena faktor ketidakseimbangan asupan gizi yang mengakibatkan banyak masyarakat mengalami penyakit tidak menular. "Penyakit tidak menular menjadikan keluhan kesehatan masyarakat Indonesia kini, seperti penyakit Obesitas, Diabetes II, keluhan fungsi ginjal hingga jantung yang diakibatkan oleh tidak seimbangnya konsumsi nutrisi tubuh, yang bisa berasal dari makanan dan minuman sehari-hari."
Tidak saja dari makanan yang porsinya cukup besar, justru hal kecil dari minuman yang dipilih pun, kita sudah keliru. Seperti yang sudah aku katakan diatas bahwa produk minuman yang hadir dengan berbagai varian rasa menjadikan pilihan disaat kita haus, apalagi dengan rasa dari minuman tersebut membuat kita bisa menikmati lebih banyak mungkin bisa saja langsung dihabiskan tanpa memikirkan kandungan gula yang terdapat dalam minuman tersebut.
Menurut riset yang disampaikan oleh Profesor Ujang bahwa di Indonesia pola minum air putih meningkat dari tahun 2012 dibandingkan tahun 2016, namun ternyata pola minum mengandung gula seperti minuman dalam kemasan juga meningkat sehingga perlu untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menjaga pola makan dan minum yang lebih baik.
Hal inilah yang menjadi masalah masyarakat Indonesia karena tidak memikirkan porsi konsumsi nutrisi yang baik sehingga asupan kalori yang banyak mengakibatkan risiko kegemukan dan berdampak munculnya penyakit obesitas serta berbagai keluhan lainnya.
Perlu kita tahu, bahwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pun telah memberikan anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak yang ideal bagi setiap individu per harinya. Untuk diingat bahwa anjurannya yaitu G4, G1, dan L5, yaitu konsumsi takaran Gula sebanyak 4 sendok makan (50 gram), Garam sebanyak 1 sendok the (5 gram), dan Lemak sebanyak 5 sendok makan (67 gram) setiap harinya. Nah, anjuran ini harus diterapkan, karena jika kita mengkonsumsi melebihi batas yang dianjurkan, bisa jadi penyakit yang tidak menular menjadi milik kita, naudzubilah.
Menurutlah, anjuran dari Kementrian Kesehatan pun untuk kesehatan kita juga kan. Maka dengan itu, kita sebagai konsumen juga harus cerdas dalam konsumsi makanan khususnya minuman dalam kemasan. Kita dapat memperhatikan setiap kandungan yang akan kita konsumsi seperti takaran saji, angka kecukupan gizi, juga kandungan nutrisinya. Yang terpenting sih kandungan gula, garam dan lemak. Dan hal ini bisa dengan mudah kita temukan di setiap kemasan dalam tabel Informasi Nilai Gizi.
Jadi, mulai sekarang, jangan sekedar melihat label halal saja, tapi juga perhatikan label informasi nilai gizi supaya porsi konsumsi untuk kebutuhan nutrisi tubuh tidak melebihi batas dan kita bisa sehat haqiqi serta terhindar dari penyakit yang ahh tidak perlu aku sebutkan lagi.
Dengan adanya Hydration Talk ini, Danone Indonesia yang memiliki misi untuk memberikan kesehatan kepada sebanyak mungkin orang bermakud menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya minum air untuk kebutuhan nutrisi tubuh serta mendukung himbauan untuk membaca label informasi nilai gizi pada kemasan.
Hal ini disampaikan pula oleh dr. Tria Roesmiarti selaku Hydration Science Director PT. Tirta Investama (Danone - AQUA). "Kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih cermat dalam memperhatikan dan memahami nutrisi yang dikonsumsi tiap harinya terutama yang terkandung pada minuman kemasan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan memulai pola hidup yang lebih sehat. Untuk itu diperlukan edukasi terkait hal ini, agar masyarakat dapat secara cerdas mengetahui alternatif makanan dan minuman mana yang sebaiknya mereka konsumsi."
Seperti yang sudah kita tahu bahwa Danone Indonesia sebagai produsen minuman dalam kemasan dengan misi membuat banyak orang paham akan kesehatan tubuhnya, sudah pasti Danone memperhatikan kandungan gizi yang ada disetiap produknya. Selain air mineral, inovasi produk minuman dengan berbagai rasa pun tidak berlebihan karena kandungan gula dan garam yang rendah dibandingkan produk semacamnya.
Bukan aku membandingkan dengan produk lainnya, coba saja kamu cek salah satu produknya seperti minuman isotonik (Mizone) ataupun teh (Caaya) yang diproduksi memiliki kandungan gula dan garam yang tidak over dalam setiap kemasan sajinya dan sudah mengikuti prosedur Kementrian Kesehatan.
Mudah-mudahan dengan informasi ini, kamu bisa memilah apa yang akan kamu makan dan yang terpenting jika kamu memilih minuman kemasan yang ada rasa-rasanya maka baiknya perhatikan informasi nilai gizi.
Jika ada yang kurang paham, bisa tuliskan di komentar bawah, nanti aku balas satu per satu supaya tidak ada yang keliru dan tak ada dusta di antara kita.
ciatttt
0 komentar:
Post a Comment