Melihat promo acara-acara di bulan Ramadhan, utamanya menjelang sahur, rasa-rasanya tak beda dengan melihat tayangan yang sama di tahun lalu. Penuh canda, sekedar membangunkan fisik pemirsa, sekedar tak membuat kantuk menyerang pemirsa.
Banyak pelawak bertambah rezeki-nya di bulan Ramadhan ini. Tak melulu yang beragama Islam. Cukup dipakaikan baju koko, peci dan mengucap beberapa kata yang sejatinya adalah ucapan seorang Muslim. Semua terhibur, tertawa, ceria. Fisik saja. Entah di hati.
Allah Maha Pemberi Rezeki, yang anfuus maupun amwaal, non harta maupun harta. Kepada siapa-pun yang dikehendaki-Nya.
Tahun lalu..
Ada juga para ustadz yang ‘melebur’ dalam dagelan. Datang di Take Me Out Indonesia, memberikan ‘pembenaran’ atas model perjodohan. Seolah kemunculannya adalah pertanda bahwa ini bulan Ramadhan.
Ada juga ustadz yang muncul, ‘melebur’ dalam dagelan. Datang di Opera Van Java, memberikan tausyiah, kadang harus mengikuti–’harus lucu’–bahkan dengan kostum yang disesuaikan. Seolah kemunculannya adalah pertanda bahwa ini bulan Ramadhan.
Sedih, jika seorang ustadz hanya muncul sebagai pelengkap saja, bukan yang utama. Sedih, jika seorang ustadz, seperti tak punya ‘izzah’.
Beruntung ada Quraish Syihab. Sejuk rasanya mendengar. Memang tak banyak tertawa, tapi hangat di hati.
Beruntung ada Para Pencari Tuhan, yang bisa membuat tertawa, berpikir dan tetap hangat di hati.
Semoga saja, Ramadhan bukan sekedar ganti casing, ganti cangkang, ganti kemasan saja. Karena beberapa selebriti, membeli lebih banyak pakaian muslim di bulan Ramadhan, semoga saja tak tersimpan di lemarinya, tapi kelak memang menjadi bagian dari jati dirinya. Karena sesungguhnya, pakaian itu bukan sekedar melekat di badan, tapi juga bagian dari konsekuensi.
Semoga saja, Ramadhan bukan sekedar ganti casing, ganti cangkang, hanya untuk memenuhi kebutuhan rating dan TV share aja. Karena beberapa selebriti, terlibat dalam sebuah program, kebanyakan memang karena mereka adalah pengangkat rating dan TV share.
Semoga saja, para ustadz yang tampil untuk ‘menempel’ saja, punya panggung yang lebih ber-izzah. Bukan simbolis penanda bulan saja, tapi memang benar menyegarkan hati.
NB…
Ngomong-ngomong..
saya juga harus tampil di New Star Ramadhan RCTI tanggal 14 Agustus 2010 jam 02.00.. Belum tahu permintaan produsernya.. harus lucu atau gimana.. yang jelas akan sharing ttg Pondok Yatim Menulis yang kami kelola…(www.yatim.tv). Nonton ya… TV tetap saja media yang efektif untuk menyentuh pemirsa.. semoga saja; bisa tampil disana jadi sarana untuk mengaktivasi sinyal kerendahan hati di hadapan Allah…
Selamat menjalankan ibadah puasa.. mengaktivasi sinyal dengan Allah dan tentu saja menikmati buahnya ketika kita kembali kepada fitrah…
Marhaban Yaa Ramadhan….
Banyak pelawak bertambah rezeki-nya di bulan Ramadhan ini. Tak melulu yang beragama Islam. Cukup dipakaikan baju koko, peci dan mengucap beberapa kata yang sejatinya adalah ucapan seorang Muslim. Semua terhibur, tertawa, ceria. Fisik saja. Entah di hati.
Allah Maha Pemberi Rezeki, yang anfuus maupun amwaal, non harta maupun harta. Kepada siapa-pun yang dikehendaki-Nya.
Tahun lalu..
Ada juga para ustadz yang ‘melebur’ dalam dagelan. Datang di Take Me Out Indonesia, memberikan ‘pembenaran’ atas model perjodohan. Seolah kemunculannya adalah pertanda bahwa ini bulan Ramadhan.
Ada juga ustadz yang muncul, ‘melebur’ dalam dagelan. Datang di Opera Van Java, memberikan tausyiah, kadang harus mengikuti–’harus lucu’–bahkan dengan kostum yang disesuaikan. Seolah kemunculannya adalah pertanda bahwa ini bulan Ramadhan.
Sedih, jika seorang ustadz hanya muncul sebagai pelengkap saja, bukan yang utama. Sedih, jika seorang ustadz, seperti tak punya ‘izzah’.
Beruntung ada Quraish Syihab. Sejuk rasanya mendengar. Memang tak banyak tertawa, tapi hangat di hati.
Beruntung ada Para Pencari Tuhan, yang bisa membuat tertawa, berpikir dan tetap hangat di hati.
Semoga saja, Ramadhan bukan sekedar ganti casing, ganti cangkang, ganti kemasan saja. Karena beberapa selebriti, membeli lebih banyak pakaian muslim di bulan Ramadhan, semoga saja tak tersimpan di lemarinya, tapi kelak memang menjadi bagian dari jati dirinya. Karena sesungguhnya, pakaian itu bukan sekedar melekat di badan, tapi juga bagian dari konsekuensi.
Semoga saja, Ramadhan bukan sekedar ganti casing, ganti cangkang, hanya untuk memenuhi kebutuhan rating dan TV share aja. Karena beberapa selebriti, terlibat dalam sebuah program, kebanyakan memang karena mereka adalah pengangkat rating dan TV share.
Semoga saja, para ustadz yang tampil untuk ‘menempel’ saja, punya panggung yang lebih ber-izzah. Bukan simbolis penanda bulan saja, tapi memang benar menyegarkan hati.
NB…
Ngomong-ngomong..
saya juga harus tampil di New Star Ramadhan RCTI tanggal 14 Agustus 2010 jam 02.00.. Belum tahu permintaan produsernya.. harus lucu atau gimana.. yang jelas akan sharing ttg Pondok Yatim Menulis yang kami kelola…(www.yatim.tv). Nonton ya… TV tetap saja media yang efektif untuk menyentuh pemirsa.. semoga saja; bisa tampil disana jadi sarana untuk mengaktivasi sinyal kerendahan hati di hadapan Allah…
Selamat menjalankan ibadah puasa.. mengaktivasi sinyal dengan Allah dan tentu saja menikmati buahnya ketika kita kembali kepada fitrah…
Marhaban Yaa Ramadhan….