Kali ini mainnya
agak jauhan lagi yaitu ke Jogja, bukan untuk main-main namun untuk menyaksikan
manfaat dana desa selama 3 tahun berdirinya Undang-Undang Desa melalui Rembug
Desa Nasional 2017
Dapur dan warung dengan konsep tempo dulu di Kampung Mataraman |
Area Stand Pameran dengan Banyak Produk UKM di Yogyakarta - Kampung Mataraman |
Minggu lalu tepatnya
pada 26-27 November, aku dan teman blogger lainnya ikut hadir dalam Rembug Desa
Nasional 2017 di Kampung Mataraman, Bantul - Yogyakarta. Kampung Mataraman
merupakan tempat wisata kuliner yang cukup unik karena menyajikan makanan juga
minuman tradisional yang tempatnya pun dikonsep seperti jaman jadul (bukan
jaman tikotok dilebuan) bisa duduk dengan lesehan maupun dengan kursi dan
bangku yang telah disediakan. Tempat ini sebagai bukti dari manfaat dana desa
dimana para pekerja murni dari masyarakat desa Panggungharjo. Di Kampung
Mataraman terdapat pula banyak stand yang menjual berbagai macam produk UKM
se-Yogyakarta, mulai dari kain batik, aksesoris hingga makanan ringan tersaji di
stand-stand, sampai bermacam olahan sambel pun hadir memanjakan para pengunjung
untuk dijadikan oleh-oleh.
Arak-arakan perwakilan setiap desa di Bantul - Yogyakarta |
Eko Sandjojo - Mentri Desa PDTT credit: @kokogiovanni |
Diawali sambutan
Bapak Wahyudi - Kepala Desa Panggunghardjo menyampaikan bahwa "Dana Desa
telah digunakan sebaik-baiknya, pembangunan-pembangunan di desa telah dilakukan
dengan menggunakan dana desa. Air bersih, udara bersih dan pangan sehat sebagai
tiga komoditas utama desa, dengan komoditas ini besa bisa menjadi penentu arah
masa depan."
"Rempug Desa
ini sebagai ajang konsolidasi dalam mengukuhkan semangan pembangunan kawasan
pedesaan" Lanjut Kepdes Panggungharjo
Penyerahan Resolusi Piagam Desa, credit @timo_wp |
Rempug Desa Nasional 2017 menghasilkan Resolusi Piagam Desa dengan 7 poinnya sebagai titik semangat Undang-undang Desa nomor 6 tahun 2014, dalam membangun kemandirian desa.
Hadir pula Bupati
Bantul Suharsono yang menyampaikan dengan tegas bahwa dana desa harus habis
digunakan sebaik-baiknya sesuai peraturan yang ada. Tak perlu takut jika kita
melaksanakannya sesuai aturan. Dan jika dalam diri saya atau pemerintah desa
ada yang menyalahgunakan dana desa, mohon ditegur dan laporkan".
"Desa adalah
akar dari pembangunan sebuah negara, bila desa kuat maka negara pun akan kuat.
Kuatnya negara tergantung pada keberhasilan Desa" Lanjut Suharsono.
Kepdes Panggungharjo, Mentri PDTT, Bupati Bantul |
"Pada Tahun
2015, dana desa yang jumlahnya 20 triliun telah terserap sampai 82 persen
karena masih banyak desa yang belum kuat dalam pengelolaannya. Namun komitmen
Presiden cukup kuat, ketidakcapaian tersebut bukannya dihentikan tapi justru
dinaikkan lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 46,9 Triliun di tahun 2016, dan
dahun ini dana desa yang mencapai 60 Triliun telah terserap sampai lebih dari
97 persen" Tambah Eko Sandjojo.
Capaian Dana Desa 2016 |
Foto capaian dana
desa.
Selain capaian
tersebut, Eko Sandjojo menekankan kepada para kepdes untuk segera membangun
infastruktur lainnya seperti drainase dan sarana olahraga untuk dimanfaatkan
pula oleh masyarakat desa.
Selanjutnya, untuk
membantu ekonomi masyarakat desa, ada program Prukades (Produk Unggulan Kawasan
Pedesaan) dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Prukades
memberikan memberikan insentif kepada masyarakan desa supaya fokus pasa satu
komoditi tanam.
Pada kesempatan yang
sama, BNI melunculkan bumdes-mall.com sebagai dukungan BNI pada Prukades dan
partisipasi masyarakat membangun desa. Bumdes-mall.com merupakan sarana pasar
online yang diperuntukan bagi UKM di desa, dengan adanya bumdesmall.com
berharap produk desa bisa dipasarkan secara luas tidak hanya di Indonesia saja
melainkan sampai ke mancanegara.
Mengenai Eko
Sandjojo - Mentri Desa PDTT, ia lahir di Jakarta, 21 Mei 1965. Ia meraih
sarjana di bidang Elektro dari University of Kentucky pada 1991, dan
mendapatkan gelar Master of Business Administration yang diraihnya study di
Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) Jakarta, pada tahun 1993.
Menurutku ia adalah seorang yang cukup ramah, cerdas dan detail. Terlihat dalam
penyampaiannya yang cukup jelas dan mudah dipahami, apalagi saat ia
menyampaikan segala pencapaian yang sudah dilakukan dari anggaran dana desa, ia
menjelaskannya secara rinci tanpa bantuan teks sekalipun.
Di akhir acara,
kamipun berdiskusi langsung dengan Bpk Eko Sandjojo Mentri Desa PDTT beserta
jajarannya, hadir pula Kepdes Panggungharjo, Bupati Bantul, Bupati Halmahera
juga dari pihak BNI. Dalam diskusi ini, Eko Sandjojo menjelaskan lagi mengenai
cara supaya kemiskinan di desa bisa diminimalisir dengan program Prukades yang
memberikan insentif kepada masyarakat desa untuk fokus pada satu komoditas
tanam. Insentif yang diberikan pemerintah untuk masyarakat melalui bibit,
traktor, juga pupuk gratis. Selain itu hasil panen pun harus disalurkan ke
pasar melalui pengusaha yang investasi pada pasca panen sehingga masyarakat
tidak perlu bingung memasarkan hasil panennya. Dan diakhir diskusi Eko
menyatakan bahwa kemiskinan di Indonesia turun 17 % yang menjadikan 11.000 desa
tertinggal menjadi desa berkembang, sehingga target pemerintah sampai tahun
2019 berharap bisa menaikkan 5000 desa tertinggal menjadi desa berkembang dan
2000 desa berkembang menjadi desa mandiri.
manfaat dana desa ini sudah mulai dirasakan masyarakat ya, alhamdulillaaah
ReplyDeleteYa, alhamdulillah, meskipun belum keseluruhan desa.
Deleteaku suka berkunjung ke umkm gini kita jadi tahu kriya warga.
ReplyDeletenah iya, dan untuk mendukung kreatifitas warga, jangan lupa beli juga koh
DeleteThanks great blogg
ReplyDelete