Jan 9, 2011

Parodi Tuilet

Sudah baca novel Twilight karya Stephenie Meyer?

Sekarang saatnya baca versi parodinya….kali ini yang nulis namanya Oben Cedric, yang jelas tidak ada sangkut pautnya dengan Cedric Dregory yang diperanin Robbert Pattison di film Harry Potter.

Karena ini kisah parodi, jadi jangan berharap ada Edward Cullen yang ganteng dan mempesona, dan sanggup melelehkan hati perempuan manapun. Karena yang ada, adalah Edward Culun. So, apa perbedaannya?


Edward  ini adalah kependekan dari nama aslinya yaitu Edi Wardiman, sedangkan Culun adalah adalah julukan karena dia memang orangnya culun…

Kisah ini juga ‘berhiaskan’ vampire dan werewolf. Hanya saja, jika di Twiligt yang jadi vampire adalah Edward yang di Tuilet,justru Bella yang jadi vampire duluan.

Jadi ceritanya begini sodara-sodara:
Si Edward Culun ini, masih sekolah di SMU, dia berteman dengan yang namanya Joko. Joko ini mengalami krisis eksistensi dan sering diolok-olok keluarganya. Dia merasa eksis jika sudah masuk ke dalam kelompok Rifan. Siapakah Rifan? Konon dia adalah cowok ganteng, seganteng Nicolas Saputra yang punya gank beken gitu, tapi sayang kebekenannya itu disalurkan untuk hal-hal yang negatif. Tapi berhubung beken, Joko jadi gelap mata karenanya. Negatif gak papa yang penting eksis (halah..).

Joko membuat rencana ngerjain Edward yang culun itu dengan imbalan dia bisa masuk ke kelompok Rifan. Diajaklah Edward ikut kompetisi menulis dengan risetnya tentang perbencongan…aw..aw…

Edward yang polos tanpa curiga mengikuti ajakan Joko yang penuh akal bulus. Sampai akhirnya saat dia ‘melakukan riset’ di Taman lawang dengan dandanan lengkap sebagai bencong datanglah petugas kamtib, tentu saja Joko yang memang sudah tahu skenario itu langsung kabur dan meninggalkan Edward yang lagi dipegang petugas kamtib, dibawah sorot kamera tv dan wartawan koran…aw..aw..

Edward sedih sekali, persahabatannya ternyata dinodai oleh akal licik Joko yang berambisi masuk menjadi anggota Rifan.

Dalam kesedihannya di kelas, ada anak baru muncul, cewek bule..cantik…dan duduk disebelahnya..uhuy…

Cewek ini, begitu perhatian pada Edward. Namanya adalah …BELLA SOANG…hihiii…

Yang orang sunda pasti pada tahu, Soang adalah Angsa. Kita tentu ingat,nama Bella kan Bella Swan. Swan kan artinya Angsa juga…deal?

Saat pulang sekolah, Bella menawari Edward untuk ikut ke mobilnya, tapi Edward menolak secara halus dan memilih pulang naik kopaja langganannya.

“Dan gue yang lagi ngelamun duduk di Jaguar samping Bella, nggak nyadar ada mobil van sempoyongan  keluar dari parkir sekolah. Nggak terkontrol, dan nggak bisa ngerem. Moncong van itu mengarah ke  arah gue. Gue udah kagok mau ngapa-ngapain.


Kira-kira satu senti lagi badan gue jadi dendeng, tahu-tahu ada sekelebat bayangan menahan dna membelokkan moncong si van. Secepat kilat khusus. Tapi gue sempat melihat bayangan itu.

Bayangan Bella” (hal 37).


Pasti inget kan kejadian saat Bella mau ditabrak van dan diselamatkan Edward sampai bodi samping van itu penyok?

Setelah diselametin Bella, Edward akhirnya berteman baik dengan Bella, dan kerena penasaran dengan kekuatan Bella Edward akhirnya mencari tahu. Saat Bella main ke rumah Edward dan Edward mendesaknya, akhirnya dia mengaku kalau dirinya adalah seorang vampire…tapi dia vampire vegetarian secara makna sebenarnya, jadi gak minum darah hewan atau darah binatang, tapi minum jus………jengkol!!!

Saat disuguhi kerupuk jengkol sama mamanya Edward, eh..iler Bella gak sengaja netes di tangannya Edward dan meresap lalu menghilang begitu saja…Walhasil esok harinya, Edward berubah jadi vampire..!!!

Setelah berubah, Edward juga memiliki kekuatan, langsung punya ilmu ‘meringankan tubuh’ dan bisa lari dengan enteng ke manapun. Juga bisa ngerjain Joko and the gank.

Tapi ditengah kebahagiaanya pacaran dengan Bella dan punya kekuatan setelah jadi vampir, dan tidak culun lagi, Edward menginginkan kembali lagi menjadi manusia….kenapa?
Bisakah Edward kembali lagi menjadi manusia? Bagaimana caranya?
—-

Sebagai kisah parodi, buku ini lumayan lucu…biarpun ada pembaca yang belum baca Twilight akan tetap bisa menikmati kisah lucu  bin konyol ini. Tapi tentu saja akan lebih ‘terasa’ lucunya bila sudah pernah baca Twilight.

Covernyapun dibikin mirip-mirip dengan cover Twilight yang versi Indonesia.

Sayangnya, dalam penulisan naskahnya masih banyak sekali typo atau kesalahan ketik. Di bagian awal buku saja, kesalahan itu sudah nongol, di kata yang seharusnya  tertulis berbagai, disana tertulis “bebrbagai” kemudian di halaman 133,  kata yang seharusnya tertulis nenek, masih tertulis “nenenek” dan masih ada beberapa yang lainnya.

Meskipun hal itu tidak mengubah makna cerita, tapi alangkah lebih baiknya jika typo-nya tidak ada.

Saya agak bingung waktu liat di Web-nya kok buku ini masuk kategori Lifestyle?! Parodi itu termasuk lifestyle ya?

Dan arti TUILET yang ternyata adalah “tuh iler melet” emang iler bisa melet ya? Bukannya lidah yang bisa melet?
Bintang 3 untuk buku ini..:) hahahaha
Share:

0 komentar:

Post a Comment