Kamu pernah melakukan sesuatu yang bukan passion dan keinginan kamu? Hingga terlalu jauh untuk 'terpaksa' melakukan di luar keinginan kamu, semakin menjadi beban berat karena dibayangi kesenangan dari pilihan pribadi yang belum terwujud. Membatin? Pasti!
Ya, semua punya pilihan masing-masing dengan segala konsekuensi dan tanggung jawab yang harus diemban. Bukan tanpa berfikir semaunya bertindak untuk mendapat kesenangan sesaat. Malah kita tidak tahu itu akan menghasilkan suatu hal baik atau buruk. Lebih parah, salah melangkah.
“We have a life”, Kita punya 'dunia', kita yang bisa mengguasainya, orang lain hanya bisa 'komplain' bahkan menutup mata atas kebaikan yang kita lakukan. Bahkan, orang tua sendiri tak pernah percaya untuk kita bisa menjadi yang terbaik dengan cara kita sendiri. Ini gak adil! Ini dunia kami Mom, ini jalan kami Dad, ini prestasi kami Bro, jangan penjarakan hak kami untuk menikmatinya dan tetap percaya kami bisa, ya sesuai jalan terbaik yang kami punya!
Begitulah sedikit penggalan trailer yang aku lihat di youtube dan aku acak-acak, entah kenapa aku melakukannya, tapi aku ingin. Dan yang pasti Upi berani dengan sikap kritisnya mengangkat tema kehidupan anak muda. Bukan saja anak muda zaman now, tapi sebelum zaman now memang anak muda selalu begitu, ngga ingin di atur oleh orang tuanya karena merasa benar apa yang dilakukannya, dan lagi orang tua malah menghardiknya untuk berhenti atau melarangnya tanpa penjelasan yang bisa dimengerti oleh kita para anak muda, sehingga apa yang dilarang justru malah terus dilakukannya lagi dan lagi. Masih mending kalau yang dilakukan adalah hal yang baik tapi justru kebalikannya, melakukan hal yang kurang baik dan berdampak negatif.
Siapa Upi?
Aku belum mengenal jauh siapa itu Upi Avianto, namun aku justru selalu menikmati karya-karya dari sutradara juga penulis scenario di perfilman Indonesia ini. Dimulai dengan Tusuk Jelangkung, kemudian 30 Hari Mencari Cinta, Perempuan Punya Cerita, Belenggu, My Stupid Bos dan banyak lagi. Dan kali ini Upi membuat film dengan tema remaja masa kini.
Sebut saja judul filmnya My Generation, Film terbaru yang akan tayang pada 9 November ini dibuat dengan tidak sembarangan dan tidak mengada-ada, justru demi pembuatan film ini, Upi melakukan riset dengan stalking social media para remaja kini. Dialog dalam My Generation dibuat dengan campuran antara Bahasa Indonesia dan Inggris, bukan semena-mena, tapi memang banyak dari remaja masa kini menggunakan kepsyen di social medianya dengan Bahasa Inggris, dan ini memang real.
Dalam Film yang akan tayang di Bioskop nanti, berharap dapat menjadi tolak ukur orang tua dalam mendidik anak remajanya juga untuk remajanya sendiri bisa memahami apa yang diinginkan orang tua dan harus seperti apa supaya dalam hidup tidak terjerumus oleh hal-hal yang tidak baik. Karena kemungkinan-kemungkinan itu ada.
Film ini menceritakan empat anak SMU yang diawali dengan gagalnya mereka liburan karena hukuman atas video yang mereka buat menjadi viral dan bermasalah telah memprotes guru, sekolah dan orang tua. Namun mereka cukup keren telah mengutuki keadaan dan membuat orang-orang yang menghukum mereka puas.
Karena liburan yang tidak terkesan istimewa, justru membawa mereka pada kejadian dan petualangan yang memberi pelajaran berarti pada kehidupan mereka. Keempat sahabat ini ada Orly, Suki, Zeke dan Konzi memiliki karakteristik dan konflik-konflik yang berbeda.
Nah untuk kamu yang penasaran, bisa tonton dulu trailernya sambal makan kuaci untuk menunggu dirilisnya Film My Generation tanggal 9 November nanti.
Supaya kamu ngga ketinggalan update, bisa cek social medianya My Generation atau pantengin tagar #MyGenerationFilm di social media kesayangan kamu.
Sebagai anak yang dibebaskan memilih, rasanya enak banget mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Semoga film ini bisa menerjemahkan kondisi remaja dan orang tua harus tahu itu.
ReplyDeleteIa mudah"an pesannya sampe
Delete