Dec 6, 2017

Capaian Dana Desa Melalui Rembug Desa Nasional di Kampung Mataraman

Kali ini mainnya agak jauhan lagi yaitu ke Jogja, bukan untuk main-main namun untuk menyaksikan manfaat dana desa selama 3 tahun berdirinya Undang-Undang Desa melalui Rembug Desa Nasional 2017
Dapur dan warung dengan konsep tempo dulu di Kampung Mataraman

Area Stand Pameran dengan Banyak Produk UKM di Yogyakarta - Kampung Mataraman

Minggu lalu tepatnya pada 26-27 November, aku dan teman blogger lainnya ikut hadir dalam Rembug Desa Nasional 2017 di Kampung Mataraman, Bantul - Yogyakarta. Kampung Mataraman merupakan tempat wisata kuliner yang cukup unik karena menyajikan makanan juga minuman tradisional yang tempatnya pun dikonsep seperti jaman jadul (bukan jaman tikotok dilebuan) bisa duduk dengan lesehan maupun dengan kursi dan bangku yang telah disediakan. Tempat ini sebagai bukti dari manfaat dana desa dimana para pekerja murni dari masyarakat desa Panggungharjo. Di Kampung Mataraman terdapat pula banyak stand yang menjual berbagai macam produk UKM se-Yogyakarta, mulai dari kain batik, aksesoris hingga makanan ringan tersaji di stand-stand, sampai bermacam olahan sambel pun hadir memanjakan para pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh.

Arak-arakan perwakilan setiap desa di Bantul - Yogyakarta
Saat aku tiba di Kampung Mataraman, acara Rembug Desa Nasional 2017 pun dimulai dan dibuka dengan arak-arakan oleh perwakilan dari setiap desa di Bantul, mulai dari remaja sampai orang tua ikut memeriahkannya dengan sangat antusias, mereka berjalan beberapa kilometer sampai tiba di Kampung Mataraman, memakai baju adat yang unik dan tarian tradisional pun dipamerkan oleh setiap perwakilan masyarakat desa.

Eko Sandjojo - Mentri Desa PDTT
credit: @kokogiovanni
Dalam acara ini dihadiri oleh ribuan Kepala Desa se-Indonesia, menyambut Eko Sandjojo sebagai Mentri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) dengan membunyikan kitir bersama-sama. Kitir adalah mainan tradisional berbentuk baling-baling dengan kayu dan berbunyi saat digerakan menjadikan pengganti tepuk tangan dalam acara Rempug Desa Nasional 2017 dalam helaran Refleksi 3 tahun Undang-undang Desa.

Diawali sambutan Bapak Wahyudi - Kepala Desa Panggunghardjo menyampaikan bahwa "Dana Desa telah digunakan sebaik-baiknya, pembangunan-pembangunan di desa telah dilakukan dengan menggunakan dana desa. Air bersih, udara bersih dan pangan sehat sebagai tiga komoditas utama desa, dengan komoditas ini besa bisa menjadi penentu arah masa depan."

"Rempug Desa ini sebagai ajang konsolidasi dalam mengukuhkan semangan pembangunan kawasan pedesaan" Lanjut Kepdes Panggungharjo
Penyerahan Resolusi Piagam Desa, credit @timo_wp

Rempug Desa Nasional 2017 menghasilkan Resolusi Piagam Desa dengan 7 poinnya sebagai titik semangat Undang-undang Desa nomor 6 tahun 2014, dalam membangun kemandirian desa.

Hadir pula Bupati Bantul Suharsono yang menyampaikan dengan tegas bahwa dana desa harus habis digunakan sebaik-baiknya sesuai peraturan yang ada. Tak perlu takut jika kita melaksanakannya sesuai aturan. Dan jika dalam diri saya atau pemerintah desa ada yang menyalahgunakan dana desa, mohon ditegur dan laporkan".

"Desa adalah akar dari pembangunan sebuah negara, bila desa kuat maka negara pun akan kuat. Kuatnya negara tergantung pada keberhasilan Desa" Lanjut Suharsono.

Kepdes Panggungharjo, Mentri PDTT, Bupati Bantul
Dilanjutkan oleh Sambutan Mentri Desa PDTT Eko Sandjojo menyampaikan "Pengurangan kemiskinan akan bisa cepat terjadi jika pengelolaan dananya menggunakan swakelola, melakukan proyek pembangunan desa tanpa harus melalui kontraktor dan membeli bahan pembangunan juga harus di desa supaya anggaran dana desa sirkulasinya di desa. Dan tahun depan 30% dana Desa harus dibayarkan sebagai upah bagi masyarakat desa yang ikut dalam pembangunan desa".

"Pada Tahun 2015, dana desa yang jumlahnya 20 triliun telah terserap sampai 82 persen karena masih banyak desa yang belum kuat dalam pengelolaannya. Namun komitmen Presiden cukup kuat, ketidakcapaian tersebut bukannya dihentikan tapi justru dinaikkan lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 46,9 Triliun di tahun 2016, dan dahun ini dana desa yang mencapai 60 Triliun telah terserap sampai lebih dari 97 persen" Tambah Eko Sandjojo.

Capaian Dana Desa 2016
Dalam sambutannya, Mentri Desa PDTT menyampaikan pula capaian yang sudah terealisasi melalui dana desa, mulai dari pembangunan 21.357 unit PAUD, 13.973 Unit Posyandu, 6.000 Unit Polindes, 82.356 MCK, 32.711 unit air bersih, 291.393 penahan tanah, 45.865 sumur dan masih banyak lagi.
Foto capaian dana desa.

Selain capaian tersebut, Eko Sandjojo menekankan kepada para kepdes untuk segera membangun infastruktur lainnya seperti drainase dan sarana olahraga untuk dimanfaatkan pula oleh masyarakat desa.

Selanjutnya, untuk membantu ekonomi masyarakat desa, ada program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Pedesaan) dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Prukades memberikan memberikan insentif kepada masyarakan desa supaya fokus pasa satu komoditi tanam.

Pada kesempatan yang sama, BNI melunculkan bumdes-mall.com sebagai dukungan BNI pada Prukades dan partisipasi masyarakat membangun desa. Bumdes-mall.com merupakan sarana pasar online yang diperuntukan bagi UKM di desa, dengan adanya bumdesmall.com berharap produk desa bisa dipasarkan secara luas tidak hanya di Indonesia saja melainkan sampai ke mancanegara.

Mengenai Eko Sandjojo - Mentri Desa PDTT, ia lahir di Jakarta, 21 Mei 1965. Ia meraih sarjana di bidang Elektro dari University of Kentucky pada 1991, dan mendapatkan gelar Master of Business Administration yang diraihnya study di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) Jakarta, pada tahun 1993. Menurutku ia adalah seorang yang cukup ramah, cerdas dan detail. Terlihat dalam penyampaiannya yang cukup jelas dan mudah dipahami, apalagi saat ia menyampaikan segala pencapaian yang sudah dilakukan dari anggaran dana desa, ia menjelaskannya secara rinci tanpa bantuan teks sekalipun.

Di akhir acara, kamipun berdiskusi langsung dengan Bpk Eko Sandjojo Mentri Desa PDTT beserta jajarannya, hadir pula Kepdes Panggungharjo, Bupati Bantul, Bupati Halmahera juga dari pihak BNI. Dalam diskusi ini, Eko Sandjojo menjelaskan lagi mengenai cara supaya kemiskinan di desa bisa diminimalisir dengan program Prukades yang memberikan insentif kepada masyarakat desa untuk fokus pada satu komoditas tanam. Insentif yang diberikan pemerintah untuk masyarakat melalui bibit, traktor, juga pupuk gratis. Selain itu hasil panen pun harus disalurkan ke pasar melalui pengusaha yang investasi pada pasca panen sehingga masyarakat tidak perlu bingung memasarkan hasil panennya. Dan diakhir diskusi Eko menyatakan bahwa kemiskinan di Indonesia turun 17 % yang menjadikan 11.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang, sehingga target pemerintah sampai tahun 2019 berharap bisa menaikkan 5000 desa tertinggal menjadi desa berkembang dan 2000 desa berkembang menjadi desa mandiri.
Share:

5 comments:

  1. manfaat dana desa ini sudah mulai dirasakan masyarakat ya, alhamdulillaaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, alhamdulillah, meskipun belum keseluruhan desa.

      Delete
  2. aku suka berkunjung ke umkm gini kita jadi tahu kriya warga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya, dan untuk mendukung kreatifitas warga, jangan lupa beli juga koh

      Delete