Dec 5, 2017

AQUA Lestari dan Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Gede Pangrango

Memang ini Desember, tapi bau November masih tercium karena aku ngga bisa move on dengan perjalanan akhir November lalu bersama Aqua Lestari.

Pada 29-30 November, Aqua Lestari mengajak aku dan teman blogger berkunjung ke Kampung Tabrik - Cianjur tepatnya dibawah kaki Gunung Gede Pangrango. Aku memang asli Cianjur tapi selama hidup aku baru tahu ada tempat keren macam ini. Ada apa di Kampung Tabrik?

Eitt jangan buru-buru karena dengan perlahan akan lebih seru hehe

Perjalanan yang cukup asik diawali dari Jakarta menuju jalanan yang biasanya macet tapi tidak begitu karena kami berangkat di hari kerja, ya bisa dibayangkan kalau kami bepergian di hari libur dari Jakarta ke Cianjur pasti akan bertemu Jalan Puncak yang macetnya tak tertahankan bisa 4 - 5 jam perjalanan.

Tiba di Kampung Tabrik, kami disambut dengan pertunjukan pencak silat oleh siswa SD Gekbrong, gerakan demi gerakan mereka membuatku terhipnotis ingin mengikutinya, mereka sangat lincah hingga mengingatkanku masa-masa aku SD dulu, beberapa tahun lalu yang bersikeras berlatih lalu menghapal gerakan demi gerakan untuk ujian akhir pelajaran kesenian.
Pencak Silat oleh Siswa SD Gekbrong - Cianjur

Bpk Jarot - CSR AQUA
Kemudian diskusi dimulai, diawali oleh Bapak Jarot dari CSR AQUA, ia menjelaskan awal berdirinya AQUA dimana sebelum berdirinya pabrik AQUA di Cianjur, AQUA melakukan study sehingga mendapatkan jalur resapan air yang bagus untuk pabrik. Lalu untuk melindungi dan melangsungkan aktifitas pabrik supaya airnya terus bagus dan layak minum, maka dilakukanlah konservasi untuk menjaga air yang ada di bumi pun tetap stabil. Konservasi ini tidak hanya bertujuan untuk kelangsungan produksi pabrik melainkan melalui dua sisi yaitu sisi masyarakat dan sisi pabrik.

Konservasi yang dilakukan melalui tiga cara yaitu konservasi air, penanaman pohon dan lingkungan. Dalam konservasi ini sudah 3 tahun AQUA bekerja sama dengan pihak TNGP (Taman Nasional Gede Pangrang), dimana penanaman pohon ini dilakukan di kaki gunung gede untuk menjaga resapan air.

Setelah diskusi selesai, kami diajak langsung untuk melakukan penanaman pohon di sekitar kaki Gunung Gede Pangrango. Perjalanan dari Kampung Tabrik ke tempat konservasi penanaman pohon ngga terlalu jauh tapi diperjalanan tetiba hujan pun datang, sedikit membasahi tubuh kami namun kami tetap melanjutkan perjalanan karena niat awal kami untuk menanam pohon bersama dan kelangsungan resapan air hutan karena apa yang ada di atas akan berdampak pada yang ada di bawah (dataran). Tiba di lokasi kamipun bergegas untuk menanam pohon, setiap orang mendapatkan jatah satu bibit pohon Rasamala dengan nama latin Altingia Excelsa Noronha, pohon yang nantinya akan menghijau dengan tinggi yang bisa mencapai 40-60 meter. 

Selesai menanam pohon, kami diajak ke Curug Goong. Lagi-lagi sebagai asli orang Cianjur aku baru tahu ada Curug ini, ya memang Curug ini masih cukup perawan, tidak banyak orang tahu sehingga perjalanan menuju Curug Goong pun membutuhkan tenaga dan kudu hati-hati apalagi saat itu hujan cukup deras membuat jalur ke Curug cukup licin. Saat tiba di curug, jeng jeng jeng, pemandangan indah dengan air terjun yang cukup tinggi membuat rasa lelah dan guyuran air hujan pada tubuh kami terabaikan.
(1) Perjalanan yang berliku menuju Curug Goong
(2) Curug kecil yang juga indah di sebelah Curug Goong

Curug Goong - Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Aku cukup menikmati Curug Goong ini, kamu juga kan?

Hujan terus deras dan lebih deras, sehingga kami harus meninggalkan surga tersembunyi ini.
...

AQUA Lestari mengubah konsep pertanian Kampung Tabrik

Bpk Udin - Ketua Kelompok Tani Kampung Tabrik
Selesai menikmati keindahan Curug Goong, kami kembali ke Kampung Tabrik. Sembari makan bala-bala dengan tambahan cabai rawit yang cukup pedas hasil dari pertanian Kampung Tabrik, Bapak Udin selaku Ketua Kelompok Tani Kampung Tabrik bercerita "Awalnya kami petani di Kampung Tabrik enggan beralih konsep bertani kami, dari pertanian konvensional ke ecofarming karena kami tidak paham mengenai seperti apa ecofarming sebenarnya".

"kami pun mengandalkan nasib melalui tani, jika nasib bagus maka hasil panen kami juga bagus, tapi jika nasib sedang kurang bagus yaa hasil panen pun seadanya. Namun setelah kami beralih konsep pertanian dari konvensional yang selalu mengandalkan pestisida kimia ke konsep pertanian ecofarming, kami para petani tidak lagi mengandalkan nasib melainkan hasil panen kami yang bagus malah keteteran dengan  permintaan pasar" tambah pak Udin.

Melalui Binaan CSR AQUA, pertanian di Kampung Tabrik menjadi lebih baik, masyarakat diberikan ilmu mengenai cara bertani secara ecofarming yang terus mengandalkan alam. Seperti diedukasi untuk membuat pupuk kompos, mebuat pestisida alami dari penyulingan air dari pembakaran bambu, juga pembuatan jus sayuran yang nantinya untuk nutrisi tanaman juga. Masyarakat juga diedukasi untuk membuat Green House lengkap dengan embungnya.

Green House ini dimanfaatkan untuk membudidayakan paprika, Kenapa Paprika? Karena tanaman paprika membutuhkan perlakuan khusus seperti perlindungan terhadap hama, sinar matahari dan kandungan air yang tidak berlebihan. Hasil panen paprika dipasarkan ke supermarket melalui penadah. Meskipun Green House hanya dimanfaatkan untuk Paprika, tapi bukan hanya paprika saja yang di tanam di Kawasan Pertanian Kampunh Tabrik, melainkan banyak macam sayuran seperti Tomat, Cabai, Wortel dan sayuran lainnya.

Panen Paprika di Green House - Kampung Tabrik
Kami pun mengunjungi Green House dan ikut memanen paprika, menelusuri bedeng yang masih tahap tanaman sayuran lalu disisi kanan terdapat banyak tanaman tomat yang masih berbunga dan di sisi kiri terdapat tanaman cabai yang juga masih muda tak jauh dari kedua hamparan itu nampak Green House yang terbuat dari bambu yang dinding dab atapnta dilapisi plastik. Memasuki Green House, tanaman paprika yang hijau pekat menyegarkan mata dan warna merah yang menonjol melambai-lambai memanggil kami untuk segera dipetik. 

Panen paprika dengan senang, memetik dengan hati-hati supaya tidak merusak tanamannya, satu demi satu terus kami petik. tak lupa kami pun berfoto dengan hasil paprika yang kami petik, cekrek jossss.

#AQUALestari #AQUACianjur
Share:

11 comments:

  1. Buahhahahha parah, di Kampung sendiri ada beginian gak tau.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maafkeun, soalnya ini tempat emang belum bnyak org tau juga hehe

      Delete
  2. Wah seger pastinya ya suasana saat jln2 ke sana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia mba, seger parah, apalagi pas di bawah air terjun langsung, beuhhhh ntap lah

      Delete
  3. CSR nya oke emang. perusahaan ini memang harus peduli sama warga dan lingkungan sekitar pabriknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan hanya perusahaan sebenernya. Kita pun kudu peduli juga terhadap lingkungan yah

      Delete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Lagian diajak foto bareng ngalangin mulu sih #ehh

      Delete
  6. wah AQUA pun melakukan CSR.. aku dari dulu konsumsi AQUA, cuma belakangan ini kualitas airnya mulai agak menurun, kurang fresh.

    ReplyDelete